Monday, 6 October 2014

Merancang Konsep Rumah Minimalis Agar Tahan Gempa

Peristiwa gempa yang pernah terjadi beberapa waktu lalu seakan menyadarkan kita pentingnya konstruksi rumah minimalsi yangkuat agar tahan gempa. Apalagi posisi  Indonesia berada di pertemuan lempeng Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik yang rentan digucang gempa.

Meskipun belanja yang dikeluarkan lebih besar dibanding ketika membangun rumah dengan konstruksi biasa, namun hal ini akan memberi ketenangan kepada pemilik rumah untuk meminimalisasi resiko kerusakan yang terjadi. Sebenarnya rumah-rumah tradisional di Indonesia pun punya konsep konstruksi yang tahan gempa seperti rumah Gadang di Padang, atau  rumah tradisonal di Bali. Beberapa rumah tradisional  ini sudah diuji coba  secara alamai selama ratusan tahun lalu  dan terbukti ketangguhannya sampai sekarang.

Saat ini, trend pembangunan rumah minimalis yang  tahan gempa sudah mengalami perkembangan dalalam berbagai bentuk yang lebih menarik dan kontemporer. Bila akan membangun sendiri rumah yang tahan gempa, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Ketika akan mendesain kavling,  periksalah kembali  terlebih dahulu bagaimana kontur tanah yangakan dibangun rumah. Pastikan kondisinya sudah mendukung sebagai tahanan yang kuat untuk menyangga rumah. Selain itu, jangan lupa untuk membuat asumsi kekuatan gempa saat ini.  Bila gempa yang pernah dialami mencapai 8 skala richter, jangan membuat asumsi dengan skalai yang lebih rendah. Misalnya menghitung dengan skala 5 atau 6 richter karena akan sangat beresiko nantinya.

Menurut Davi Sukamta  dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) , kunci ketahanan gempa sebuah rumah minimalis adalah pemakaian balok pondasi (sloof), kolom praktis dan ring balok yang terbuat dari beton bertulang kemudian disatukan dengan pasangan batanya.

Berikutnya, yang harus diperhatikan adalah atap rumah  yang relatif ringan dan  melekat kuat pada konstruksi atapnya. Meski terkesan sederrhana, namun atap Rumah Gadang yang  diperkuat dengan atap sengnya dan alat alang-alang untuk rumah tradisional  Bali membuktikan konsep konstruksi rumah yang sudah teruji hingga kini.

Bila  rumah minimalis yang didesain direncanakanterdiri dari dua tingkat  atau lebih. Maka harus betul-betul memperhatikan penerapan konsep struktur tahan gempa secara menyeluruh dan penyusunan elemen non-struktur yang lebih detil  seperti dinding tembok yang tinggi, prekat bata, dan sopi-sopi rumah.

Mengeluarkan dana lebih banyak  untuk pertimbangan keamanan dan antisipasi terhadap bencana alam jangan dianggap sebagai beban tapi sebaliknya sebagai investasi. Bandingkan bila konstruksi yang dirancang asal-asalan, maka dana yang harus dikeluarkan untuk renovasi jauh lebih besar.

Sumber Kutipan: bisnis.com
Sumber Gambar: rumahuang.com

No comments:

Post a Comment

translate