Harga rumah minimalis di Kabupaten Boyolali naik hingga 20%. Kenaikan harga tersebut mulai berlaku mulai 24 Desember 2014.
ahmad, anggota staf pemasaran PT Tri Manunggal Makarti—salah satu pengembang perumahan minimalis di Boyolali—mengatakan sebagaimana diprediksi sebelumnya, kenaikan harga rumah minimalis itu dipicu karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan November lalu. “Faktor utama kenaikan harga rumah minimalis ini karena harga BBM naik, harga material bahan bangunan bahan material bangunan seperti semen, pasir, batu dan lainnya juga naik,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (19/12/2014).
Dia mengatakan harga rumah minimalis untuk tipe 36 yang sebelumnya dipatok Rp150.000.000; naik menjadi Rp185.000.000, sedangkan untuk tipe 38 sebelumnya dipatok dengan harga Rp220.000.000; sekarang saja naik menjadi Rp238 juta. “Rencana harga itu mulai tanggal akhir Desember,” ucap dia.
Senada, anggota staff (BPS) Seksi Distribusi Badan Pusat Statistik Boyolali Jawa Tengah, Hartati, mengatakan setelah kenaikan harga bahan bakar minya BBM memang terjadi kenaikan harga properti seperti rumah. Berdasarkan hasil survei 2015 yang dilakukan BPS di Boyolali Jawa Tengah menyebutkan kenaikan harga tersebut berkisar antara 5%-10%.
“Memang masih ada beberapa perumahan minimalis yang kenaikannya sampai 20%, mungkin karena itu perumahan besar, tetapi kalau perumahan minimalis yang kecil-kecil kenaikannya masih berkisar antara 5%-10%, jadi harga yang tadinya Rp120 juta naik jadi Rp125.000.000,” kata dia saat ditemui Solopos di ruang kerjanya, Jumat. Sandang Tak Naik
Di sisi lain, lanjut Hartati, untuk komoditas lain seperti pakaian setelah kenaikan harga BBM ini kenaikannya tidak terlalu signifikan. “Boyolali Jawa Tengah ini kan punya karakteristik yang berbeda, tidak seperti Solo maupun kota besar lainnya yang perkembangannya cepat, untuk jenis sandang di sini Boyolali harganya masih stabil mungkin karena masih pakai stok lama,” kata dia.
Hal serupa juga terjadi pada bahan makanan seperti beras, daging, telur, dan sebagainya. “Prediksi kami sebelumnya permintaan akan melonjak, ada aksi borong dan sebagaianya tetapi ternyata tidak, makanan masih stabil, naik paling sekitar Rp500, kecuali untuk harga cabai karena memang terkendala stok,” kata dia.
Sebelumnya, BPS memprediksi setelah kenaikan harga BBM ini akan terjadi inflasi sebesar 2% di Boyolali Jawa Tengah. Namun perkiraan itu sedikit meleset karena pada bulan November - 2014 di Boyolali jawatengah terjadi inflasi 1,42 %. “Barang-barang sudah naik pada bulan November, jadi untuk desember ini dipastikan stabil, kecuali jika ada permintaan yang meningkat tajam,” kata dia.
Sumber: SOLOPOS

No comments:
Post a Comment